Entah
kenapa pikiran itu selalu terbayang dalam benakku. Jujur aku sama sekali tidak
ada niatan untuk menyakiti orang yang menyayangiku. Tapi tanpa aku sadari aku
telah menyakitimu. Kamu memiliki hak untuk menyukai, menyayangi, bahkan
mencintaiku. Bukankah aku juga memiliki hak yang sama sepertimu, hak untuk
menyukai, menyayangi, bahkan mencintaimu juga ataupun tidak. Hal ini justru
membuatku sedih, orang yang dulu pernah menjalin pertemanan denganku tapi karna
sebuah nama “cinta” semuanya berakhir dengan sekejap.
Pernahkah
kamu merasakan apa yang aku alami? Antara kebingungan harus melakukan apa agar
kalian mengerti mauku. Terkadang berkata jujur memang menyakitkan. Tetapi akan
lebih menyakitkan jika aku membohongi perasaanku sendiri agar dirimu bahagia
denganku. Terimakasih hingga detik ini kamu masih menyimpan rasa itu. Aku
disini menghargai perasaanmu. Berusaha agar kau tidak sakit hati terhadapku. Akan
tetapi kamu sendiri yang membuat hatimu tergores. Kamu menyibukkan diri mencari
tau tentangku, tanpa memikirkan cara bagaimana hatimu tidak tersakiti kembali.
Rasa ingin tahumu terhadapku jauh lebih besar daripada mengurusi dirimu
sendiri. Mungkin menurutmu aku cepat melupakan kenangan bersamamu, cepat untuk
move on, cepat untuk mendapatkan yang baru. Itu salah, semuanya butuh proses,
proses pembenahan hati agar bisa pindah ketempat hati yang lebih baik. Jika
kamu bertanya apakah aku masih sayang? Yaa jelas aku masih sayang, hanya
sebatas menyayangi antarsesama makhluk bukan yang lain dan lebih. Karna dalam
agamaku, dianjurkan untuk saling menyayangi antarsesama.
Sungguh
dalam hati ini sudah terlalu banyak memiliki penyakit hati. Jika kamu
mengetahui Allah bahkan lebih cemburu melihat hamba-Nya yang lebih
memperhatikan lawan jenisnya. Lebih berlama-lama menunggu pilihan hatinya
merespon rasanya, berlama-lama dalam kesedihan bahkan lebih berlama-lama menunggu
kepastian yang belum tentu datang. Padahal amat sedikit kesempatan baik yang bisa
kau gunakan. Hingga kau membuang waktumu yang berharga dengan sia-sia, dengan
hal yang tak mestinya kau lakukan dengan berlebihan.
Janganlah
kau sesali apa yang sudah terjadi. Penyesalan memang datang terakhir agar kita
mampu mengambil hikmah dari pembelajaran yang kita dapat. Waktu tidak akan
kembali meskipun hanya 0,1 detik, karna waktu terus berputar hingga sang
pencipta menghentikannya. Waktumu amat sangat berharga. Janganlah terus
tenggelam pada kesedihan. Karna Allah tidak menyukai hamba-Nya yang bersedih.
Bahkan Allah jauh lebih pengasih dan berbaik hati terhadap hamba-Nya. Tanpa
kamu sadari kamu telah mendzolimi dirimu sendiri, belum membuat dirimu baik,
justru kamu semakin jauh tenggelam dalam kesedihan. Padahal di depan sana
banyak amanah yang mesti kamu jalankan dengan sebaik-baiknya.
Kita
lupa, bahwa menyibukkan diri untuk semakin lebih baik mampu perlahan-lahan
tidak mengingat bayangannya. Memantaskan diri untuk lebih baik dan semakin baik
agar kita mampu menjemput apa yang kita harapkan dengan cara yang halal dan
benar, supaya kita mendapat ridho dari-Nya. Walau kita memaksa diri kita untuk
melupakan, menikam bayangannya dalam benak kita, tapi justru semakin
tidak bisa kita lakukan. Karna sejatinya bukan untuk dilupakan tetapi
didamaikan. Maka berdamailah dengan rasa itu. Menerima kenyataan bahwa kau belum
berhak untuk memilikinya. Tulang rusuk tak pernah tertukar bukan? Jika memang
kau tidak ditakdirkan bersamanya di dunia barangkali di surga-Nya nanti akan
dipersatukan. Ingat janji Allah itu pasti. Pautkanlah hati, pikiranmu hanya
untuk membahagiakan Allah, agar Allah senang denganmu. Bukankah jika Allah
menyayangi hambanya yang bersabar, Dia akan mengabulkan segala permohonannya
dan selalu mengasihi hambanya.
Sederhana
saja. Kebanyakan orang yang berjatuh cinta itu merepotkan dirinya sendiri.
Padahal cinta itu tidak merepotkan, justru cinta itu indah, tak menyakiti dan
melukai. Jika semuanya berujung rasa sedih, kesal, kecewa, marah, sebal, galau,
merana, putus asa, kenapa pada awalnya kamu berani untuk mengenal dan bermain
dengan yang namanya “perasaan”. Jika sebenarnya pertemanan jauh lebih baik dan
akan tetap selalu terjaga sampai kapanpun, tanpa ada rasa sedih. Aku tidak
memintamu untuk pergi jauh dari kehidupanku. Yang aku mau hanya tetap berteman
menjalin persahabatan. Karna hal itu jauh lebih membuat aku bahagia daripada
harus ada rasa lebih terhadapku. Janganlah berharap lebih terhadapku mengenai
rasamu karna aku tidak bisa menjamin untuk memiliki rasa yang sama denganmu.
Semua ada massa dan waktunya. Lebih baik perbaiki diri kita agar semakin baik.
Sukseskanlah massa depanmu, bahagiakan orang yang jauh lebih menyayangimu
(kedua orag tua).
INGAT!!!
Mencintai seseorang itu
adalah hak kita. Namun memiliki seseorang yang kita cintai tanpa ikatan sah dan
halal itu bukanlah hak kita. LEPASKAN IA PERGI, BIARKANLAH….. Jangan pernah
takut melepaskan sesuatu yang belum berhak kita miliki. Dia pasti akan kembali
jika Allah menjadikan dia untuk kita miliki atau Allah akan menggantinya dengan
yang jauh lebih baik lagi. Jangan pernah takut kehilangan sesuatu yang bukan
hak kita.
“BUKANKAH PERTEMANAN
JAUH LEBIH BAIK DARI SEGALANYA”
Semoga kau mengerti….
Untukmu yang mengagumiku.:)
Muhara, 6 Agustus 2014
Siti Aisyah
Komentar
Posting Komentar