Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Kaupun Perlu Ingat

Hujan…. Aku selalu suka hujan. Bagaimanapun aku suka hujan. Mungkin sebagian orang tidak menyukainya. Namun aku tetap suka hujan walau aku takut dengan becek. Dalam butiran hujan yang jatuh bersamaan. Selalu ada makna disetiap tetesan airnya. Hujan yang datang bersamaan selalu memberikan manfaat yang banyak. Air yang berlimpah, tanaman yang menjalar segar. Tanah yang mendatar luas nan subur. Suasana keheningan yang membuat diri tersadar. Aroma khas hujan yang membuat kedamaian. Meski masa kecilku tidak diijinkan untuk bermain dengan air hujan. Karna setiap orang tua memiliki prinsip tersendiri. Walau diri ini pernah melanggar hal itu. Dalam hidup pun kau banyak menyukai sesuatu termasuk hujan. Namun yang perlu kau ingat, hal yang disukai berlebihan agar sirna. Maka harus tetap dalam stabilitasnya. Dan Allahpun memperingatkan, sesuatu yang kau sukai bisa jadi akan kau benci dikemudian hari. Begitupun dengan perasaanku, aku menyukaimu biasa saja. Tak lebih dan tak

Kau Hanya Seorang Manusia

Wajah yang selalu tersenyum dengan siapapun kau berjumpa Kelembutan kasihmu memberikan kenyamanan saat bersama Geliat tawa manis terselipkan dalam kecemasan Tingkahmu menjengkelkan, seolah hadiah pertemuan yang tak akan terlupa Dan apapun yang terlontar dari bibir kecilmu selalu sebuah nasehat. Walau hanya sebuah *kata-kata*, namun memberikan energi positif pemancar keyakinan Karena.... tidak sedikit diri ini selalu takjub dengan makhluk sepertimu Jiwa yang selalu terlihat kuat Jiwa yang selalu terlihat bahagia Jiwa yang selalu terlihat berani Jiwa-jiwa yang hidup dalam kemandirian Yang nampak dengan sikap kedewasaan Yang terlatih dalam kebijaksanaan dan kearifan Dan.... selalu hal baik yang kau ajarkan Betapa bahagianya daku diizinkan mengenalmu Menjadi saksi perjuangan dalam skenario indah hidupmu Sebagai salah satu takdir terbaiknya untuk tetap bersamamu dalam suka maupun duka Yang tak akan pergi dimakan waktu dan usia Tanpa kau sadari, banyak

Berbagi Bercerita

Jumat, 28 Agsutus 2015 Hujan kedua ditempat hijrahku. Hujan membasahi senja sore hari ini. Mengguyur tanah yang kering. Menyuburkan sawah-sawah yang menguning. Hujan yang penuh berkah dan memang pantas daerah ini untuk mendapatkan hujan. Karna penduduknya yang masih kental dengan nuasana islaminya.  Yaa tepat hari ini pula hari kedua aku singgah di desa ciadeg, meninggalkan keluargaku yang aku sayangi. Menginjak 2 minggu sudah tempat kerjaku pindah ke caringin, tempat pabrik produksinya langsung. Dan sudah dua kalinya pindah tempat kerja. Ini menjadi pengalaman pertamaku. Bukan hanya dalam bekerja melainkan awal langkah untuk hidup mandiri. Aku termasuk orang yang manja. Apa-apa selalu ingin sudah siap. Bahkan dirumahpun selalu saja ada pertikaian entah karna makanan, pekerjaan rumah, maupun hal sepele. Tapi selalu saja ada tawa seusai pertikaian. Maka dari itu biarlah aku mandiri. Membentuk karakter jati diriku sendiri. Agar nanti setiap tiba dirumah aku selalu siap untuk

Lanjutkan Perjuanganmu

Tak usah kau risau dan khawatir Keberadaanku disini baik-baik saja Tak usah kau takut kejauhan jarak ini Karena sebenarnya kau selalu dekat Tak usah kau tanyakan posisimu ada dimana Sebab tak perlu tersimpan dihati dan pikiranku Namun akan selalu tersimpan setiap saat dalam doaku Aku wanita biasa yang sedang berjuang Mencintai yang mencinta Apa-apa yang aku lakukan selalu ingin yang terbaik Bahkan kita sama-sama ingin kebahagian dunia dan akhirat Kau tahu, kini yang aku pertahankan adalah seseorang yang kuat agamanya Kecintaannya pada Sang Khalik akan membuatku semakin mencintainya Karena aku percaya laki-laki baik akan disandingkan dengan perempuan yang baik Teruslah untuk melakukan hal baik, baik, dan lebih baik Bukan untuk aku atau dirimu Melainkan untuk-Nya yang memberikan hidup Sebab hal baik akan kembali melainkan untuk kebaikan dirimu Lanjutkan perjuanganmu untuk hijrah... Muhara, 31 Juli 2015 Siti Aisyah

Ramadhan Pergi Fitri Kembali

Dear ramadhan.... Cahayamu kian meredup. Perlahan pergi seiring waktu. Kehadiranmu yang begitu cepat Menyisakan banyak kebaikan. Duhai bulan suci... Atas kehendak-Nya kita dipertemukan. Sejatinya pertemuan kan ada perpisahan. Semoga kita bisa berjumpa kembali dengan persiapan terbaik dan bekal ilmu terbaik akan tentangmu. Dear idul fitri... Kau bagai pelita kebahagian. Gema takbir bersorak disegala penjuru dunia. Melahirkan jiwa-jiwa bersih seperti bayi yang baru hadir ke dunia. Atas Ampunan dan Rahmat-Nya yang begitu luas. Sahabat.... Memulai memaafkan adalah bertambahnya kemuliaan kita dihadapan-Nya. Semoga tak ada kebencian serta pertikaian diantara kita. Dengan hati yang tulus aku ucapkan : "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H" Taqobalallahu minna waminkum Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian. Ramadhan, 16 Juli 2015 Siti Aisyah

Biarkan Aku Meninggalkan Kau Karena Dia Allah

Ketika mulut tidak mampu untuk berucap, Biarlah tangan ini untuk menulis. Ketika hati tidak bisa mengutarakan apa yang dirasa. Biarlah tindakan yang menjadi isyarat untuk memberikan alasan. Maafkan aku... Bukan maksud untuk menjadi seorang pengecut, tapi diri ini tak kuasa untuk menatap wajah yang selalu menyejukkan dalam hidupku... Bukan maksud diriku lancang dalam bersikap. Namun selalu ada yang mengganjal dalam batinku. Sungguh aku merindukan kenyaman itu. Terlalu banyak kenangan manis yang hinggap dengan mudah berputar dalam memori otakku. Menari-nari menggelitik senyuman malu. Dengan lincahnya ia mampu membuatku tersipu. Lantas haruskah aku terjerat dalam cinta yang semu. Sungguh sudah lama aku tidak menginginkan soal rasa itu hadir kembali. Bahkan ingin aku kubur sedalam kemampuanku. Sebisaku menelannya hingga ia tidak berbekas. Bukan aku ingin memutuskan kebahagian itu. Aku harap cara ini yang terbaik dari segala cara yang ada. Aku diam,

Optimis Masa Muda

Yaa Rabbku... Aku takut sekali masa mudaku tidak dipergunakan dengan sebaik mungkin. Terlena dengan dunia yang fana ini. Lebih banyak aku habiskan untuk hal yang tidak bermanfaat. Lantas aku takut usiaku mulai menua seiring detik waktu. Namun amal solehku masih sangat jauh untuk mendapatkan surga-Mu. Aku tidak bisa kembali pada masa lalu yang ingin aku perbaiki. Yaa Allah... Aku hanyalah hamba-Mu yang selalu ingin mengharapkan hidayah-Mu setiap saat. Istiqomahkan aku dalam meninggalkan sesuatu yang Kau murkai dan tak memberikan manfaat untuk akhiratku. Tetapkan hatiku pada keyakinan Islam yang lurus. Yakinkan aku untuk selalu mengambil keputusan menurut syariat dengan melibatkan Engkau. Bantu aku Yaa Rahman untuk bijaksana dan sabar menghadapi cobaan hidup dari-Mu. Kuatkan imanku atas godaan syetan yang menyesatkan, godaan orang jahil, kecintaan pada harta , pujian yg menyenangkan dan kesukaan akan makhlukmu. Yaa Allah... Kasih sayang-Mu selalu tercura

Keteguhan Yang Meyakinkan

Rembulan tampak bersinar dengan benderang Angin terhempas bertasbih memuji Sang Pencipta Dingin malam menyelimuti diriku yang sunyi Hey aku disini sedang sendiri Menatap persona kemerlap bintang Indah, sejuk, menentramkan dan menghangatkan jiwa ini Entah pikiranku tertuju padamu  Terbesit ingin jumpa namun tak bisa  Satu hal yang aku yakin  Berapa lamapun itu aku yakin...  Hingga dapat berlabuh pada samudra ketakwaan penyempurna agamaku .:-) Engkau yang aku rindu, amat ku rindukan Apakah kau disana sedang menatap bintang Bintang yang sama seperti yang aku lihat Aku tahu, hasrat ini membujukku untuk mengutarakan rindu Lantas aku lemah tak berdaya untuk melawannya Akan aku teguhkan keputusan itu... Keputusan untuk berlabuh cinta pada Sang Maha Cinta Aku hanya ingin berharap pada Allah Berharap apa yang kurasakan saat ini Akan tetap sama seperti awal aku memilikinya Jika diizinkan, rasa itu akan tetap ada Seberapa lamapun aku menunggu...

Edelwis Yang Dirindukan

Entah seperti ada namun tiada Seperti hadir menatap lamat-lamat Namun sebenarnya amat sangat jauh untuk dekat Merasakan bahwa selalu menemani Walau itu hanya bayangan semu Rasanya ingin menanggis jika aku tak mampu menahan Aku lemah jika rindu itu merasuk jiwaku Yaa Allah... aku takut Buih-buih rindu itu merusak batinku Aku hanya bisa menikamnya lantas aku pendam Aku hanya bisa memantaunya dari jauh, walau aku tau dia amat tertutup untuk aku usik Aku hanya bisa menyebut namanya dalam setiap doaku Aku sadar, aku masih anak kecil yang membutuhkan banyak asupan ilmu Aku masih butuh banyak belajar akan permasalahan itu Aku butuh Allah untuk selalu ada di sampingku Untukmu edelwis yg aku rindu Gunung Putri, 30 Maret 2015 Siti Aisyah

Edelwis Yang Dirindukan

Entah seperti ada namun tiada Seperti hadir menatap lamat-lamat Namun sebenarnya amat sangat jauh untuk dekat Merasakan bahwa selalu menemani Walau itu hanya bayangan semu Rasanya ingin menanggis jika aku tak mampu menahan Aku lemah jika rindu itu merasuk jiwaku Yaa Allah... aku takut Buih-buih rindu itu merusak batinku Aku hanya bisa menikamnya lantas aku pendam Aku hanya bisa memantaunya dari jauh, walau aku tau dia amat tertutup untuk aku usik Aku hanya bisa menyebut namanya dalam setiap doaku Aku sadar, aku masih anak kecil yang membutuhkan banyak asupan ilmu Aku masih butuh banyak belajar akan permasalahan itu Aku butuh Allah untuk selalu ada di sampingku Untukmu edelwis yg aku rindu Gunung Putri, 30 Maret 2015 Siti Aisyah