Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Kesiapan Soal Menikah

Mencari jawaban dari pikiran yang sedang hinggap berdatangan dalam benak ini. Akhir-akhir ini kamu sedang dicemaskan soal pernikahan. Padahal usiamu baru genap 20 tahun. Sudah siapkah untuk menikah? Siapkah jika ada seseorang yang memiliki niat baik datang ke rumah untuk bersilaturahmi untuk melamar? Dan siapkah kamu melepas masa lajangmu itu? Sebenarnya ini belum rumit, hanya saja nalarmu membuatnya menjadi rumit. Terasa penat, mengganggu dan membuatnya tetap mengelayut dalam lamunan dimensimu. Membuat susah tidur dan banyak pikiran-pikiran yang menakutkan hingga muncul hal-hal yang dicemaskan. Kamu belum berani untuk mengutarakan apa kemauanmu saat ini, kamupun khawatir jika belum bisa memberikan jawaban yang tepat dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan. Kamu takut ada hati yang tersakiti yang belum sempat kamu bahagiakan. Kamu cemas jika melangkahi orang yang sudah pantas untuk menikah dalam lingkup internalmu. Dan kamu jauh lebih takut jika nantinya apa yang kamu impikan

Selamat! Kamu Telah Berhasil

Sejak dulu tak pernah terlintas situasinya akan seindah ini. Hingga niatan itu selalu hadir terbayang dalam pikiran, mendorong aku untuk mengutarakan apa yang terganjal dalam hati. Meski sebelumnya, banyak hal yang dibicarakan mengenai perubahan diri. Dan memang dalam lingkup percakapan tentang hal yang ingin dijalani. Terutama soal masa depan, impian-impian yang ingin segera diwujudkan. Harapan-harapan yang tidak pernah pupus karena ada senyum yang menyemangati meski kelemahan diri terkadang manjatuhkan. Sampai-sampai tidak ada kecanggungan dalam menceritakan. Mempercayai seiring waktu hingga terciptalah sebuah "kenyamanan". Sungguh sedikitpun aku tidak pernah menyesal mengenal dan hadir dikehidupanmu. Menjadi kawan setia menemani kehidupan duniamu. Sebab dirimu seperti oase dipagi hari yang selalu memancarkan semangat dalam hidup, menumbuhkan kesejukkan. Kau menjagaku dengan baik, melindungiku agar selalu dalam kondisi aman. Dan yang paling aku suka adalah ada saja k

Marhaban Yaa Ramadhan

Luruskan hati bulatkan tekad. Marhaban yaa Ramadhan. Pilihannya ada dua. Mau jadi hamba yang diampuni dosa-dosanya atau mau jadi hamba yang celaka ? Ramadhan akan selalu datang sepanjang masa, namun tidak dengan diri kita. Terkadang kita abai akan kehadirannya padahal diluar sana banyak mahkluk yang menanti kedatangannya. Penduduk langit, penduduk tanah, yang hidup dan mati semuanya ingin bertemu dengan tamu special itu. Jauh sebelum ia tiba, mereka sudah mempersiapkan hal apa saja yang ingin ia berikan pada ramadhan yang pernah ia temui ditahun sebelumnya. Tamu yang selalu ingin disuguhkan dengan hidangan terbaik dan rasa malu yang menjadi benteng jika tidak membuatnya nyaman dengan kehadiran kita. Sebegitu specialnya ia, hingga yang tua dan muda, yang anak-anak dan dewasa, baik yang kaya dan miskin, yang sakit dan sehat, yang sendirian dan berkeluarga begitu merayakan kedatangannya dengan wajah bahagia, sebab yang dirindu-rindukan akhirnya tiba juga. Ia datang dengan

Aku Takut Kau Cemas

Ibu ada yang ingin aku ceritakan. Namun tak kuasa bibir untuk memulai. Setiap pembicara yang kita lakukan disela waktu aku tiba dirumah, tak semua aku ceritakan padamu. Ada yang aku sembunyikan darimu karna takut kau cemas. Begitu hati-hati bersikap dihadapanmu. Bahwa diriku sedang baik-baik saja dirautau sana. Karena prinsip yang ingin aku jalani adalah ketika aku keluar rumah dalam keadaan baik-baik saja maka saat aku kembali lagi ke rumah mesti dalam keadaan baik-baik saja. Jika saja keluar rumah aku begitu merapihkan penampilanku maka bertemu kembali denganmu harus dengan penampilan yang rapih jua. Ibu, aku begitu tahu karena aku merasakan. Bahkan tanpa kau berbicara kepadaku, kau selalu mengkhawatirkan anak gadismu ini ketika langkah kaki meninggalkan rumah. Akan jauh setiap hari dari pangkuanmu. Hanya bisa bertatap dan bercengkrama sebentar dalam setiap pekan liburan. Itupun tidak seharian penuh, bahkan bisa dibiang hanya hitungan jam. Waktu yang begitu sedikit untuk berce

Satu Persatu Mereka Pergi

Terasa tidak semakin bertambahnya usiamu, kesibukan mulai merayap. Tak bisa untuk dihindarkan bahkan lari untuk mengacuhkan. Lagi-lagi kita ditekan dengan tuntutan tanggung jawab. Hanya saja kita bisa untuk berhenti sejenak lalu melanjutkan perjalanan. Semakin dewasa, pikiran kita dituntun untuk berpikir dengan logika dan hati. Mana yang harus disegerakan atau diundurkan belakangan. Membedakan mana kebutuhan atau kemauan. Memilah mana yang baik manfaatnya atau buruk akibatnya. Begitu hati-hati dalam memutuskan segala pertimbangan yang ingin diputuskan. Karena yang dipilih bukan untuk kebahagiaan jangka pendek melainkan jangka panjang. Apa yang ditanam setiap hari berharap bisa berbuah manis dikemudian hari. Usaha-usaha yang terus digeluti sembari melawan besarnya ego diri. Terkadang lelah menghampiri di segala rutinitas setiap hari yang kadang juga membosankan. Sebenarnya apa yang sedang dicari oleh diri. Lantas ingat bahwa tujuan kau diciptakan hanya untuk beribadah pada Tuha

Yang Menjaga Untuk Yang Terjaga

Ditulis untuk kawan yang sedang menanti Walaupun kau tidak tau, ada jiwa yang sedang menungu. Walaupun kau tidak tau, ada hati yang kelabu menahan rindu. Walaupun kau tidak tau, ada rasa cemas mengintai diriku. Walaupun kau tidak tau, selalu ada bayangmu dalam benak pikiranku. Walaupun kau tidak tau, aku yang diam-diam sebut namamu dalam doaku. Walaupun kau tidak tau, jejakmu seolah beriringan bersama langkahku Walaupun aku tak pernah tau siapa dirimu. Apa ini menyiksa? Tentu bukan untuk diresahi dalam gelisah. Apa ini hanya lamunan diriku saja? Tentu bukan hanya angan melainkan ingin diwujudkan menjadi nyata. Hingga ku titipkan segala harap hanya Allah ta'ala. Pemilik hati dan jiwa seorang manusia. Sedang diri ini seorang wanita. Hanya menunggu hingga ucap halal itu tiba. Kelak jika bersama, kau kan tiba sebagai pemuda yang paham agama. Bersaing dengan para pujangga. Meraih bidadari dunia sampai disurga. Karena tidak ada yang bisa dilakuka

Siapkan Generasi Terbaik Dunia Seperti Al Fatih

Kalau saja Mahmed II hidup kembali dan melihat kondisi pemuda saat ini, mungkin ia sudah geleng-geleng kepala tak habis pikir. Ah, betapa kualitas kita dan dirinya terbentang amat jauh! Saat kebanyakan pemuda berumur 21 tahun sudah angkat dagu, bangga bisa taklukkan hati wanita, Muhammad Al-Fatih sudah mampu taklukkan Konstantinopel! Saat para pemuda bersenang-senang habiskan umur 8 tahunnya dengan menghafal lagu-lagu orang dewasa, Muhammad Al-Fatih sudah hafalkan seluruh ayat Al-Quran dalam kepalanya. Saat para pemuda masih bingung dengan mimpinya, tidak tahu akan jadi apa, "let it flow" katanya, Muhammad Al-Fatih sudah bertekad dengan lantang sejak kecil, "Ayah, aku ingin menaklukkan konstantinopel!" Tekadnya tidak berakhir dengan teriakan lantang saja. Muhammad Al-Fatih memiliki visualisasi mimpi yang teramat jelas. Sejak kecil ia bersama ayah dan gurunya sudah memandang Benteng Byzantium dari atas bukit. “ Nak, benteng itu yang akan kau

Sabarlah Wahai Diri

Seseorang yang tak disimpan dalam hati. Bukan pula tuk di simpan dalam pikiran. Walau terkadang terlintas dalam lamunan. Biarlah tersimpan dalam tiap-tiap doa yang terperanjatkan. Sebab kata tak mampu mewakili buncahan partikel yang mengarungi hati. Biar ia diam dalam sabar yang terkendali. Sebab hati tak mampu membohongi seganjil asa yang menghampiri. Biar ia paham arti merindu pada pertemuan yang dinanti. Sebab cinta adalah bersamai. Biar ia terus bersemi pada pangkuan Ilahi. Ketika nanti Tuhan mempersatukan. Mengawali dengan segala kejutaan diluar dugaan. Saat semua mata terpana pada satu arahan. Maka hal bahagia sedang dilangsungkan bersama pujaan impian. Ketika nanti Tuhan menetapkan. Mengawali dengan sakral suci maglihai pernikahan. Saat semua yang dirasa teristimewakan. Maka hal kebaikan sedang menyatu berlapis-lapis dalam keberkahan bersama cinta yang diabadikan. Ciadeg, 17 Mei 2016 Siti Aisyah

Selalu Ada Namamu Dalam Doa Ibu

Harapan-harapan yang tidak pernah henti untuk meminta kepada-Nya lewat doa-doa yang terurai indah. Terus dilakukannya setiap waktu tanpa lelah bersimpuh memohon kebaikan sang pencipta untuk mengabulkan. Entah hal apa yang sedang dinanti olehnya. Yang aku tau dia sedang menguatkan harapan yang ia diyakini akan terwujud dari salah satu anak kesayangannya. Ia yakin doa adalah kekuatan diri. Karna berdoa menentramkan jiwa. Karna dengan doa hati damai jua. Karna berdoa menguatkan harapan pada-Nya. Karna dengan berdoa mampu menembus batas yang tidak pernah bisa dijangkau oleh usaha semaksimal apapun. Seindah mungkin kata demi kata terucap dibibirnya. Mata yang dibasuh dengan linangan mutiara menandakan kekhusyuan ia berdoa. Tangan yang terus menggadah tanpa bosan sampai sampai lelahpun terhiraukan. Dan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak doa yang dipintakan dan terus  naik setiap hari hingga langit ke tujuh. Dibawa oleh malaikat menuju Tuhannya. Yaa itulah kau ibu... &quo

Barangkali Itu Mutiara

Ketika nasihat terlontar dari mulut seseorang, entah itu orang terdekat, orang yang baru-baru dikenal atau bahkan kamu tidak mengetahui siapa orang itu.  Pikiran kita menilai bahwa ia telah menjatuhkan. Sekalipun nasihat itu memang benar-benar untuk kamu, untuk kebaikan dirimu. Menegurmu dengan kata-kata mutiara yang entah hati menerimanya dengan suka atau tidak. Barangkali itu sebuah bentuk cinta akan kepeduliannya terhadapmu. Ah terkadang akal selalu menerka-nerka berprasangka yang semestinya belum tentu akan terjadi. Lalu pikiranmupun melayang entah terlalu cemas atau mengkhawatirkan. Seketika itupun perasaan berubah. Merasa-rasa yang sebetulnya tak mampu untuk berungkap akan asa. Mungkin memang ada yang salah dari dirimu. Ada yang tidak kamu menyadarinya. Karena sampai kapanpun kamu tidak bisa melihat dirimu saat bertatap langsung dengan manusia. Karena yang terlihat adalah yang nyata dalam  pelapuk mata dan yang tersembunyi adalah  yang tersimpan dalam relung jiwa. Kita

Nikmati dan Syukuri

Mamak kau tahu saat adek membangunkan aku dari lelapku, badan ini enggan untuk beranjak pergi. Saat kau kembali ke kamarku mengingatkan waktu pukul setengah 6 untuk sholat, aku jawab "aku sedang tidak sholat" dan tetap saja jiwaku enggan untuk bangkit turun dari tempat tidurku. Berusaha bersembunyi dari segala rasa dunia ini yang menjenuhkan. Tetap tersenyum, baktiku padamu ibuku yang selalu ingin aku tampakkan. Ketika jarak dan waktu berjauhan memisahkan kita. Hanya hitunggan minggulah yang mampu untuk mempertemukan. Karena keadaanku saat ini belum sempurna sepenuhnya setiap hari berbakti padamu. Bahkan saat aku berada dirumahpun lagi-lagi aku harus pergi meninggalkan cerita yang ingin aku utarakan. Aku tidak tahu keadaan yang manakah yang terbaik untuk diriku. Apakah didaerah perantauan untuk hidup mandiri yang lebih baik? Atau tetap bersama keluarga yang selalu memanjakan diri? Mamak sedikitpun aku tidak bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.

Khadijah Binti Khuwailid ra

Kita akan menjelajahi bintang pertama dari gugusan bintang kenabian. Kita akan berjumpa dengan simbol kesucian, kehormatan, dan ketakwaan. Juga bersua dengan sekuntum bunga yang menyebarkan aroma wewangian sehingga memenuhi atmosfer seluruh penjuru dunia dengan keharumanan iman, pengorbanan, kedermawanan, dan pembelaan. Kita akan menemui orang yang pertama kali memeluk islam dari golongan wanita. #Orang pertama yang shalat bersama Rasulullah saw. #Wanita pertama yang memberi keturunan kepada Nabi saw. #Wanita pertama diantara istri-istri Nabi saw yang mendapat berita dijamin masuk surga. #Orang pertama yang menerima ucapan salam dari Allah. #Wanita pertama yang masuk kategori shiddiq #Istri Nabi saw yang pertama kali meninggal dunia. #Orang pertama yang kuburannya dipersiapkan oleh Nabi saw. Dia beriman kepada Nabi saw disaat semua orang kafir kepadanya. Membenarkan risalah beliau disaat semua orang mendustakannya. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan