Langsung ke konten utama

Kesiapan Soal Menikah

Mencari jawaban dari pikiran yang sedang hinggap berdatangan dalam benak ini. Akhir-akhir ini kamu sedang dicemaskan soal pernikahan. Padahal usiamu baru genap 20 tahun. Sudah siapkah untuk menikah? Siapkah jika ada seseorang yang memiliki niat baik datang ke rumah untuk bersilaturahmi untuk melamar? Dan siapkah kamu melepas masa lajangmu itu?

Sebenarnya ini belum rumit, hanya saja nalarmu membuatnya menjadi rumit. Terasa penat, mengganggu dan membuatnya tetap mengelayut dalam lamunan dimensimu. Membuat susah tidur dan banyak pikiran-pikiran yang menakutkan hingga muncul hal-hal yang dicemaskan. Kamu belum berani untuk mengutarakan apa kemauanmu saat ini, kamupun khawatir jika belum bisa memberikan jawaban yang tepat dari sekian banyak pertanyaan yang diajukan. Kamu takut ada hati yang tersakiti yang belum sempat kamu bahagiakan. Kamu cemas jika melangkahi orang yang sudah pantas untuk menikah dalam lingkup internalmu. Dan kamu jauh lebih takut jika nantinya apa yang kamu impikan tidak bisa diraih dengan leluasa seperti saat masih sendiri. Dan tentunya segala pertimbangan yang memang harus dipikirkan sebelumnya. Namun itu semua tidak akan menghindarkanmu dari segala pertanyaan. Hanya keberanian dan kesiapan untuk berungkap apa yang ada dalam benak dan keinginan hatimu saat ini.

Soal usia boleh dikatakan masih dini, masih banyak keinginan-keinginan yang ingin disegerakan akan peraihannya. Karena usiamu saat ini ada dalam tingkatan beranjak dewasa. Sedang asik-asiknya mengukir impian dan cita. Aku ingin begini. Aku ingin seperti ini, aku ingin mewujudkan itu dan segalanya daftar rencana yang ingin diwujudkan. Masa selesaikan saja egomu terlebih dahulu. Namun hal ini tidak bisa dijadikan alasan penghambat dalam bercita. Jauh lebih memukau jika cita-citamu dan dia bisa diwujudkan bersama-sama setelah pernikahan nanti.

Perlahan akan kamu jawab pertanyaan itu dengan penuh kesadaran.

Pertama, soal menikah bukanlah hanya penyatuan dua insan, lebih dari itu. Membutuhkan persiapan lahir dan batin untuk menyambut dan menerimanya. Jika usiamu sudah siap namun kesiapan batinmu masih belum diasah, dikhawatirkan kamu tidak bisa bertahan lama. Karena dalam dirimu belum ada kesiapan. Segalanya akan mampu dilakukan jika hati sudah siap, hati yang siap akan meminta otak untuk mantap melangkah dan yakin dalam mengambil keputusan. Sebab menikahpun harus dengan niat yang baik.

Biarlah kamu selesaikan dulu egomu. Mungkin kemarin-kemarin masih banyak ego yang harus terselesaikan, bahkan sekarangpun masih banyak. Karena soal menikah bukan lagi memikirkan kehendak sendiri yang ingin selalu diwujudkan. Ada dua ego yang harus dibersamai menjadi satu. Maka saat ini kamu memilih menyelesaikannya dahulu dalam kesendirian. Kamu ingin kuliah, kamu ingin ke kota ini dan ke negara itu, ingin berkarir menjadi wanita yang berprestasi, ingin berwirausaha, masih ingin berperan aktif dalam organisasi dan komunitas. Hingga ego itu terkikis habis sedikit demi sedikit. Dan kamu mengatakan "saya siap".

Kedua, bakti seorang wanita akan perpindah tempat dari yang awalnya untuk kedua orangnya, namun setelah pernikahan nanti hanya untuk berbakti pada suaminya. Sebab wanita yang sholehah adalah wanita yang taat pada suaminya, yang menjaga kehormatannya disaat suaminya pergi. Karena kamu sadar diri. Kondisi kamu saat ini masih jauh bersama dengan keluarga bahkan selalu memikirkan cara terbaik berbakti padanya walau jarak memisahkan raga untuk menyatu.

Lagi-lagi kamu memutuskan untuk berbakti pada kedua orangtuamu. Menikmati setiap proses kesendirian yang dijalani dengan membuatnya bahagia akan keberadaanmu. Dan bukan hanya soal itu. Kamu ingin mempelajari bagaimana menjadi seorang ibu yang baik untuk anakmu nanti dari ibumu sendiri. Mempersiapkan pendidikan terbaik untuk generasi keturunamu, menyajikan makan-makan lezat sebagai kerinduan yang membuat diri selalu kembali ingin pulang kerumah. Menjadi seorang ibu yang multifungsi dalam segala keadaan. Karena peran terbesar seorang wanita ada didalam rumah. Kamu masih ingin tenggelam mencari rida orang taumu, masih ingin belajar ilmu memasak, ilmu kasih sayang, ilmu penyabar, ilmu menjadi ibu sekaligus guru untuk anakmu kelak. Dan segala ilmu tentang peran besar seorang ibu di dalam keluarga.

Ketiga, Pernikahan membutuhkan ilmu dan bekal. Baik ilmu sebelum pernikahan, saat pernikahan dan setelah pernikahan nanti. Sama seperti perjalanan hidup ini. Kamu harus tau Ilmu akan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu nantinya. Ilmu tentang cara memperlakukan suamimu, ilmu dalam mengurus urusan rumah tangga, ilmu tentang penyelesaian permasalahan yang akan terjadi saat merajut sebuah batera rumah tangga. Ilmu yang tidak bisa didapat dalam sekejap namun perlu proses peresapan yang dalam untuk memahami dan mengamalkanya dalam diri. Walaupun sebagian kecil kamu sudah pernah melatihnya saat kesendirian. Dan lagi-lagi mengenai ilmu yang harus kamu pelajari mulai saat ini juga. Masa-masa menanti adalah masa terbaik untuk mempersiapkan bekal pernikahan. Bukan hanya dalam perbaikan diri, namun keterampilan diri yang cekatan dalam menjalankan peran besar didalam rumah tangga.

Dalam hati kecilmu, kamu menginginkan pernikahan yang dimulai pada usia muda. Kamupun menyadari umur yang terlalu matang akan lebih cepat membuat kita menua sementara regenerasi perlu banyak asupan nutri dari internal dan ekternal.

Selamat mempersiapkan!


Caringin, 24 Juni 2016
Siti Aisyah

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Untuk Wanita Yang Ingin Dinikahi

Pembelajaran sore ini sangat menarik. Meski sebelum-sebelumnya tidak kalah menarik terlebih dengan dosen yang mampu menguasai kelas dengan baik dan efektif. Hingga pembelajaran terasa hidup. Apalagi untuk sebagian mereka yang baru pulang bekerja, rasanya masuk kelas itu hanya dengan sisa tenaga dan semangat, bisa pula yang terasa adalah rasa kantuk sehingga tidak fokus untuk menyimak. Hal yang dibahas pada sore ini adalah tentang Peranan Keluarga Dalam Islam. Pembelajaran semakin seru tatkala dosen mengajukan pertanyaan pada anak laki-lakinya. Mengapa hanya kepada laki-laki? karena wanita dipilih dan wanita juga yang memutuskan untuk menerima pinangan atau tidak. Dosen saya mengajukan bertanyaan "Apa syarat untuk wanita yang ingin kalian nikahi?" Sudah tidak asing sih saya mendengar pertanyaan tersebut. Berbagai macam jawabanpun terlontar dari kaum ikhwan. Diantaranya yaitu wanita yang cantik, sholehah, wanita yang sering ke masjid, wanita yang menutup aurat, wanita yang me...

Khadijah Binti Khuwailid ra

Kita akan menjelajahi bintang pertama dari gugusan bintang kenabian. Kita akan berjumpa dengan simbol kesucian, kehormatan, dan ketakwaan. Juga bersua dengan sekuntum bunga yang menyebarkan aroma wewangian sehingga memenuhi atmosfer seluruh penjuru dunia dengan keharumanan iman, pengorbanan, kedermawanan, dan pembelaan. Kita akan menemui orang yang pertama kali memeluk islam dari golongan wanita. #Orang pertama yang shalat bersama Rasulullah saw. #Wanita pertama yang memberi keturunan kepada Nabi saw. #Wanita pertama diantara istri-istri Nabi saw yang mendapat berita dijamin masuk surga. #Orang pertama yang menerima ucapan salam dari Allah. #Wanita pertama yang masuk kategori shiddiq #Istri Nabi saw yang pertama kali meninggal dunia. #Orang pertama yang kuburannya dipersiapkan oleh Nabi saw. Dia beriman kepada Nabi saw disaat semua orang kafir kepadanya. Membenarkan risalah beliau disaat semua orang mendustakannya. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan ...

Edelwis Yang Dirindukan

Entah seperti ada namun tiada Seperti hadir menatap lamat-lamat Namun sebenarnya amat sangat jauh untuk dekat Merasakan bahwa selalu menemani Walau itu hanya bayangan semu Rasanya ingin menanggis jika aku tak mampu menahan Aku lemah jika rindu itu merasuk jiwaku Yaa Allah... aku takut Buih-buih rindu itu merusak batinku Aku hanya bisa menikamnya lantas aku pendam Aku hanya bisa memantaunya dari jauh, walau aku tau dia amat tertutup untuk aku usik Aku hanya bisa menyebut namanya dalam setiap doaku Aku sadar, aku masih anak kecil yang membutuhkan banyak asupan ilmu Aku masih butuh banyak belajar akan permasalahan itu Aku butuh Allah untuk selalu ada di sampingku Untukmu edelwis yg aku rindu Gunung Putri, 30 Maret 2015 Siti Aisyah