Terasa
tidak semakin bertambahnya usiamu, kesibukan mulai merayap. Tak bisa
untuk dihindarkan bahkan lari untuk mengacuhkan. Lagi-lagi kita
ditekan dengan tuntutan tanggung jawab. Hanya saja kita bisa untuk
berhenti sejenak lalu melanjutkan perjalanan.
Semakin
dewasa, pikiran kita dituntun untuk berpikir dengan logika dan hati.
Mana yang harus disegerakan atau diundurkan belakangan. Membedakan
mana kebutuhan atau kemauan. Memilah mana yang baik manfaatnya atau
buruk akibatnya. Begitu hati-hati dalam memutuskan segala
pertimbangan yang ingin diputuskan. Karena yang dipilih bukan untuk
kebahagiaan jangka pendek melainkan jangka panjang. Apa yang ditanam
setiap hari berharap bisa berbuah manis dikemudian hari. Usaha-usaha
yang terus digeluti sembari melawan besarnya ego diri.
Terkadang
lelah menghampiri di segala rutinitas setiap hari yang kadang juga
membosankan. Sebenarnya apa yang sedang dicari oleh diri. Lantas
ingat bahwa tujuan kau diciptakan hanya untuk beribadah pada Tuhan
yang berhak untuk diibadahi.
Bukan
hanya kesibukan saja yang hadir menemani, waktu luang yang dahulu
begitu banyak dimiliki, sekarang bahkan mungkin tak sedikit
memilikinya. Mencuri-curi waktu agar bisa menyempatkan untuk berbagi
kebahagiaan pada mereka yang berhak kau bahagikan.
Dan
kamupun menyadari. Semakin bertambahnya usia, satu persatu mereka
pergi. Entah untuk urusan sekolah, kuliah, pekerjaan dan pernikahan.
Ada masa dimana kita harus serius menjalani apa yang ingin diraih.
Bukan
untuk menyalahkan waktu ataupun keadaan. Tapi semua ini perlu
pemaknaan, memaknai bahwa kepergian kawan-kawan yang dahulu selalu
ada, mudah dijumpai, diajak kesana kesini selalu oke, bercerita
banyak hal, melakukan kejahilan bersama, tertawa bahagia, bahkan
sampai menangispun. Rasanya setiap hari selalu ada berjuta cerita
dalam beragam aneka rasa. Dunia terasa miliki bersama. Mereka pergi
bukan karena telah melupakan, tetapi untuk kehidupan yang serius
untuk dijalani. Merencanakan hal-hal yang mampu membuatnya bertahan
hidup. Terlebih fokus pada masa depan yang sedang dirilis.
Maka
bersabarlah. Walau kerinduan berkecambuk ingin jumpa. Lidah tak tahan
ingin bercerita, memori inginkan untuk bernostalgia. Mengulang
kembali kisah yang pernah diterbitkan. Sebab kawan yang baik pasti
akan selalu mendukung, memaklumi keadaan kawan-kawannya. Tetap
menjadikan posisi mereka ada dalam barisan yang tidak akan
tergantikan oleh waktu.
Berharap
masih bisa bertemu kapanpun dan dimanapun. Diizinkan mendengar cerita
hebat yang sedang kalian ukir saat ini meski tertatih. Semoga Allah
mudahkan segala urusanmu kawan. Salam berjuang!
Caringin,
30 Mei 2016
Siti Aisyah
Siti Aisyah
Komentar
Posting Komentar